Kali ini leafcoder akan membahas tentang salah satu startup indonesia yang kemarin baru saja mewakili Indonesia di Google Demo Day Asia 2019. Prestasi lain yang berhasil didapatkan oleh startup dengan color scheme khasnya yaitu Kuning & hitam ini adalah dipilih menjadi Startup pilihan TEMPO 2018 kategori Best Newcomers.
Kalian akan sangat familiar melihat Logo Wahyoo sekaligus dengan ilustrasi khasnya seperti dibawah ini pada warteg-warteg yang sudah bekerjasama dengannya.
Apa sih Wahyoo itu?
Wahyoo adalah salah satu startup indonesia yang memiliki fokus utama untuk membantu mengembangkan warung makan tradisional di indonesia agar tidak kalah dengan restoran modern dan semakin menarik minat orang-orang untuk mengunjungi warung tersebut. Dalam hal ini warung yang dimaksud adalah Warteg alias Warung Tegal.
Wahyoo didirikan oleh Peter Shearer, seorang pengusaha yang sudah lama berkecimpung di dunia teknologi melalui perusahaan AR&Co sebelumnya. Selain Peter Shearer, ada Grace Tahir dan Natalie Pramoedito dibaliknya.
Ide nama Wahyoo sendiri diambil dari kata Wahyu yang artinya Petunjuk dari Tuhan untuk membantu sesama manusia. Sedangkan dua huruf O dibelakang terinspirasi dari nama-nama perusahan teknologi besar di dunia seperti Google, Facebook, dan Yahoo. Diharapkan nantinya Wahyoo bisa sebesar mereka.
Tujuan diciptakannya Wahyoo
Beberapa tujuan yang mendorong Peter mendirikan Wahyoo antara lain :
- Ingin mencoba digitalisasi praktik yang terdapat dalam kegiatan manajemen warung makan, meliputi keuangan dan inventori.
- Mengubah citra warung makan yang identik dengan tempat kurang bersih.
- Meningkatkan standar kualitas bahan baku, sekaligus memperbaiki taraf hidup pemilik warung makan dengan bekal pengetahuan teknologi dan kesempatan mendapat penghasilan tambahan.
- Tetap menjaga eksistensi warung makan di tengah perkembangan konsumerisme modern.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Peter menawarkan layanan dalam bentuk asistensi mulai dari segi edukasi bisnis, standardisasi kebersihan tempat, pengenalan aplikasi manajemen keuangan, dan berbagai bantuan lainnya.
Warteg-warteg yang tergabung di Wahyoo diberi standarisasi seperti kebersihan, makanan yang higienis, dan dinding warteg dicat dengan warna kuning cerah agar pengunjung merasa lebih nyaman. Warteg pun jadi terlihat lebih baik dan profesional dengan standarisasi oleh Wahyoo.
Selain itu, Wahyoo juga mengintegrasikan teknologi ke warteg melalui aplikasi Wahyoo. Aplikasi Wahyoo dapat membantu pengurus warteg dalam mengelola warteg mereka seperti memesan kebutuhan sehari-hari warteg hingga bahan baku makanan tanpa perlu repot.
Untuk mempermudah pemilik warteg dalam mengoperasikan aplikasi Wahyoo, antar mukanya dibuat sesederhana mungkin. Bagi pemilik warteg yang tidak memiliki smartphone, Wahyoo menyediakan kerja sama khusus untuk diberikan smartphone.
Pelanggan warteg juga nantinya dapat menggunakan aplikasi Wahyoo sebagai pusat loyalitas. Semakin banyak pelanggan bertransaksi di warteg yang tergabung di Wahyoo, semakin besar poin loyalitas yang mereka dapatkan. Poin loyalitas tersebut akan dapat ditukar dengan barang-barang.
Dari awalnya hanya 50 warteg yang berabung di Wahyoo pada bulan Juni 2018 lalu, Wahyoo kini telah bekerja sama dengan 420 warteg di Jakarta dan ditargetkan di akhir tahun 2018 nanti 2.000 warteg tergabung dengan Wahyoo.
Manfaat Wahyoo
warteg yang bekerja sama dengan Wahyoo telah merasakan manfaat secara finansial. Terjadi kenaikan pendapatan pada warteg-warteg tersebut.
Untuk semakin mendatangkan banyak pengunjung ke warteg, Wahyoo telah bekerja sama dengan Grab untuk menjadikan warteg-warteg Wahyoo sebagai tempat istirahat dan makan sopir Grab.
Warteg juga akan mendapatkan kesempatan mendapat pendapatan tambahan melalui kerja sama dengan perusahaan-perusahaan melalui Wahyoo. Perusahaan akan menempatkan produk dan mengiklankan produk mereka di warteg dan pengelola warteg akan mendapatkan 60% dari nilai kerja sama.
Beberapa merek yang sudah menjajakan produknya di Wahyoo di antaranya adalah Redoxon, Happy Tos, dan Teh Pucuk Harum. Selain perusahaan besar, Wahyoo juga membuka kerja sama dengan UKM untuk menjajakan produk mereka di warteg Wahyoo.
Jika transaksi keuangan di warteg lancar, pemilik warteg bahkan bisa mengajukan pinjaman mikro ke Wahyoo dengan skema yang tidak memberatkan.
Para pemilik warteg juga akan mendapatkan pelatihan dari Wahyoo tentang berbagai topik seperti manajemen keuangan dan manfaat kebersihan. Selain itu juga diberikan majalah bulanan yang berisi informasi seputar Wahyoo hingga bahan-bahan baku yang dapat dibeli oleh pemilik warteg.
Warteg sebelum bergabung dengan Wahyoo |
Warteg setelah bergabung dengan Wahyoo |
Wahyoo dimasa yang akan datang
Ada banyak perkembangan di Wahyoo yang telah direncanakan oleh Peter. Ia merencanakan nantinya transaksi di warteg Wahyoo dapat menggunakan uang digital. Peter mengatakan beberapa penyedia layanan uang digital sudah mendekati Wahyoo untuk merealisasikan rencana ini.
Untuk memvariasikan dagangan di warteg, Wahyoo berencana untuk membuat Wahyoo Mart di mana area kosong di warteg akan dijadikan etalase produk sehari-hari seperti shampoo sachetan dan sikat gigi.
Agar pengelola warteg tidak kecapekan dalam mengurus warteg, nantinya mereka dapat memesan makanan siap saji melalui aplikasi Wahyoo yang akan mengurangi beban kerja para pengelola warteg.
Selain warteg, Wahyoo juga berencana untuk mengajak warung makan jenis lain seperti warung makan Padang tradisional dan juga menjangkau pedagang starling (“starbuck” keliling) atau tukang kopi yang menjajakan produk mereka melalui sepeda.
Di luar warung, Wahyoo berencana untuk merilis Wahyoo Bag di mana para pengemudi mobile Grab dapat menjajakan dagangan di dalam mobil. Untuk mengisi ulang dagangan, para pengemudi nantinya tinggal mengunjungi warteg Wahyoo terdekat.
2 Komentar
Sering banget aku liat di pinggir jalan nih warteg...hahaha
BalasHapushaha iya benar sekali, warteg kuning khas wahyoo
Hapus